Senin, 30 April 2012

kelas diatomea,conjugatae,charophyceae


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air.Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga/ ganggang.Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang hidup melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air (bentik).Habitat di air tawar, air laut dan daerah-daerah yang lembab, reproduksi dilakukan dapat dilakukan secara seksual (konjugasi, anisogami, isogami) atau aseksual.
Kelas Diatomae (Ganggang kersik) adalah ganggang atau alga renik yang termasuk dalam divisi thallophyta dan kelas diatomae atau bacillariophyta. Ganggang jenis ini memiliki dua ordo, yakni centrales dan pennales. Keduanya dibedakan berdasarkan bentuk fisiknya. Diatomae dari ordo centrales berbentuk silinder dan hidup di laut, sementara diatomae dari ordo pennales berbentuk lonjong dan hidup di air tawar. Diatomae adalah organisme bersel tunggal. Dinding selnya mengandung pasir atau silikat (Si). Karena itu, ganggang ini juga dikenal sebagai ganggang kersik. Susunan sel diatomae mirip sebuah kotak bertutup yang berwarna cokelat pirang. Ganggang ini berkembang biak dengan cara membelah diri. Sebuah sel induk yang membelah akan menghasilkan dua sel anak. Satu sel anak mendapatkan tutup kotak, dan satu sel anak lainnya mendapatkan dasar kotak. Setiap sel baru yang berkembang dari bagian tutup kotak akan tumbuh besar menyerupai ukuran induknya. Sementara itu, sel baru yang mendapatkan dasar kotak akan tumbuh lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan ini terus berlanjut hingga ukuran sel hasil pembelahan semakin kecil. Jika sudah sampai pada batas terkecil, anak-anak sel tersebut akan keluar dari cangkang sel. Isi sel tanpa cangkang ini akan membesar hingga ukurannya sama dengan sel induk semula. Jika fase ini telah dilewati, anak-anak sel tersebut akan membentuk cangkang yang baru. Isi sel yang keluar dari cangkangnya ini dinamakan auksospora.
Kelas Conjugatae (ganggang gandar )adalah ganggang yang berwarna hijau, sel-selnya mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa. Conjugatae merupakan golongan ganggang dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian besar hidup di dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal ada yang merupakan koloni berbentuk benang yang ridak melekat pada sesuatu alas. Conjugatae dibedakan dalam dua kelas yaitu bangsa Desmidialesdan bangsa Zygnematales. Pada bangsa Desmidiales, bentuknya beraneka rupa dan juga dinamakan ganggang hias.Sel-selnya berbentuk bulan sabit, atau ditengah-tengahnya berlekuk. Ditengah-tengah terdapat satu inti.Pembiakan terjadi secara aseksual, sel membagi di tengah-tengahnya. Dan seksual dengan kopulasi. Pada bangsa Zygnematales, sel-selnya membentuk koloni berupa benang yang tidak bercabang. Reproduksi seksual terjadi dalam suatu proses yang disebut konjugasi.
Kelas Charophyceae (ganggang karang) hanya terdiri atas beberapa marga saja. Sel-selnya mempunyai dinding selulosa,klorofil a dan b dan zat tepung sebagai hasil asimilasi. Dijumpai rizoid berbentuk benang bercabang, untuk melekat pada substrat yang tidak keras seperti pasir, lumpur, dahan-dahan yang lapuk.Reproduksi secara seksual dengan oogami yang terletak pada oogonium.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dibuat makalah ini agar diketahui moerfologi, habitat dan perkembangbiakan dari ordo masing-masing.



B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimanakah morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies padakelas Diatomeae ?
2.      Bagaimanakah morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Conjugatae ?
3.      Bagaimanakah morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Charophyceae ?

C.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Diatomeae.
2.      Untuk mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Conjugatae.
3.      Untuk mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Charophyceae.

D.    Manfaat

Mahasiswa diharapkan mampu memahami morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada masing-masing kelas.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Diatomeae

Dalam kelas Diatomae dibagi dalam dua bangsa, yaitu Centrales dan Pennales
*      Bangsa Centrales
Salah satu spesies dalam ordo Centrales adalah Chaetoceros sp. Dan Skeletonema costatum.

1.      Chaetoceros sp.

Morfologi
Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 8-12 x 7-18 mikron. Sama seperti diatom pada umumnya, Chaetoceros sp. memiliki dinding sel yang dibentuk dari silica. Bahwa pada setiap sel Chaetoceros sp. dipenuhi oleh cytoplasma. Menurut stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno (2002), diatom memiliki beberapa pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen chlorophyl memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis sedangkan adanya pigmen karoten dan diatomin menyebabkan dinding sel dari Chaetoceros sp. berwarna cokelat keemasan. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) bahwa Chaetoceros sp. merupakan diatom yang bersifat eurythermal dan euryhaline.

Habitat
Daerah penyebarannya meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah tropis dan subtropis. Diatom ini dapat hidup pada kisaran suhu yang tinggi, pada suhu air 400˚C fitoplankton ini masih dapat bertahan hidup namun tidak berkembang. Pertumbuhan optimumnya memerlukan suhu pada kisaran antara 25 - 300C.salinitas optimal untuk pertumbuhan optimal dari Chaetoceros sp. adalah 17 - 25 ‰. Selanjutnya dikemukakan bahwa seperti halnya fitoplankton pada umumnya, pertumbuhan dari Chaetoceros sp. ini juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang optimum untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 500 – 10.000 lux, dan pertumbuhannya akan menurun jika intensitas cahaya melebihi 10.000 lux.

Reproduksi
           Chaetoceros sp. bereproduksi secara aseksual yakni dengan pembelahan sel dan seksual dengan pembentukan auxospora. Silikat memiliki peranan penting dalam proses reproduksi fitoplankton ini sebagai bahan pembentuk cangkang. Pembelahan sel pada diatom ini sama seperti pembelahan sel diatom pada umumnya, dimana satu sel induk yang membelah akan menghasilkan dua sel anak. Satu sel anak mendapatkan tutup kotak (epiteka) akan berkembang menyerupai ukuran sel induknya, sedangkan sel anak yang mendapatkan dasar kotak (hipoteka) akan tumbuh lebih kecil dari sel induk. Pembelahan sel ini akan terus berlanjut sampai ukuran sel semakin kecil.
Pembelahan sel Chaetoceros sp. yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan ukuran sel menjadi semakin kecil, dan sampai batas ukuran tertentu, pembelahan sel ini akan berhenti sebentar dan berganti menjadi reproduksi secara seksual melalui pembentukan auxospora dimana isi sel (sel anak) akan keluar dari cangkang dan akan tumbuh membesar hingga ukurannya sama dengan ukuran sel induk semula dan kemudian sel ini akan melakukan reproduksi secara aseksual kembali yakni melalui pembelahan sel.
Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor yang berasal dari individu itu sendiri maupun berasal dari faktor luar atau faktor lingkungan.Faktor dalam umumnya adalah yang sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit, sedangkan faktor luar meliputi makanan dan lingkungan perairan.

Klasifikasi                                               
Regnum     : Plantae
Divisi         : Thallophyta
Classis       : Bacillariophyceae
Ordo          : Centrales
Sub ordo   : Biddulphiinae
Family       : Chaetoceraceae
Genus        : Chaetoceros
Species      : Chaetoceros sp.

Description: http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSHwrP8dXf_nxc8-4KVlQcQYB3Uye1yukvGNi1axRgHAF3UUyfhxg2EErQ        Description: http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTKvAO_3hFCNeHa2vvjhC3QCjw5QlEqR0chmXRILTUNIzB1uvw1p4bKbcY

2.  Skeletonema costatum.

Morfologi
Skeletonema costatum merupakan fitoplankton dari jenis diatomae yang bersel tunggal dan ukuran sel berkisar antara 4-15 µm. Sel diatomae memiliki ciri khas yaitu dinding selnya terdiri dari dua bagian seperti cawan petri. Dinding sel atas yang disebut epitekal saling menutupi dinding sel bagian bawah yang disebut hipoteka pada masing-masing tepinya. Pada setiap sel dipenuhi oleh sitoplasma. Dinding sel Skeletonema costatum memiliki frustula yang dapat menghasilkan skeletal eksternal yang berbentuk silindris (cembung) dan mempunyai duri-duri yang berfungsi sebagai penghubung pada frustula yang satu dengan yang lain sehingga membentuk filament.
Dinding sel Skeletonema costatummengandung pigmen yang terdiri dari klorofil-a, ß-karoten  dan  fukosantin. Pigmen yang dominan adalah karotenoid dan diatomin.Adanya pigmen karoten menyebabkan dinding sel berwarna coklat keemasan.

Habitat
Skeletonema costatum banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis, terdapat mulai dari pantai sampai lautan sebagai meroplankton dan benthos. Skeletonema costatum yang berada di pantai memiliki panjang rata-rata 9,7 µm dengan diameter rata-rata 5,8 µm.
Skeletonema costatum merupakan diatom yang bersifat eurythermal yaitu mampu tumbuh pada kisaran suhu 3-30oC dan suhu optimal adalah 25-27 oC serta bersifat euryhalin yaitu mampu tumbuh pada kisaran salinitas yang luas yaitu 15-34 ppt dan salinitas yang paling baik untuk pertumbuhan adalah 20-30 ppt. Selain itu juga, Skeletonema costatum hidup di air laut (alam) yang mempunyai intensitas cahaya 500 – 12000 lux. Jika intensitas cahaya kurang dari 500 lux, Skeletonemacostatumtidak tumbuh.

Perkembangbiakan
Perkembangbiakan Skeletonema costatum terjadi secara aseksual dilakukan dengan cara pembelahan sel secara berulang-ulang, sehingga ukuran sel menjadi lebih kecil. Apabila ukuran selnya sudah di bawah 7 µm, maka reproduksinya tidak lagi secara aseksual, tetapi dengan cara seksual. Reproduksi secara seksual ditandai dengan pembentukan aukspora, sehingga aukspora membentuk epiteka dan hipoteka baru, kemudian tumbuh menjadi sel yang ukuranya lebih besar.
                                                                                             
Klasifikasi
Regnum       : Plantae
Divisi           : Thallophyta
Kelas           : Bacillariophyceae
Ordo            : Centrales
Subordo       : Coscinodiscineae
Famili          : Coscinodiscaceae
Genus          : Skeletonema
Spesies        : Skeletonema costatum


Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS1yWI7tf7mnKnn_LLEYcOh9PEFQGmct1-fFyZjaY5c4E-oXmWB5qy9t4c         Description: http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS6WgOep0VTGD3Hn51mBA9qu5S3K5GpL8QzEPx8SoWwtzxWMN9CwtgdfoQ


*      Bangsa pennales
Salah satu spesies dari bangsa pennales yaitu Navicula lanceolata dan
Synedra sp.

1.      Navicula lanceolata

Morfologi
Ukuran mikroskopis berbentuk lonjong, berwarna kecoklatan atau keemasan, hidup sendiri maupun berkoloni. Talus bersel satu.Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka.Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka.Diantara dua kotak dan tutup terdapat celah, dindingnya mengandung zat kersik (silica).


Habitat

Fitoplankton jenis ini dapat ditemui mengapung pada permukaan air laut yang terkena cahaya matahari pada pagi hari karena melakukan fotosintesis, hidup pada salinitas 32-35 o/oo dan suhu antara 27,25ºC hingga 29,75ºC. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin.


Pemanfaatan

Navicula lanceolata merupakan fitoplankton laut yang dikenal dengan grass of the sea. Ganggang yang mengandung zat kersik ini bila mati, dinding selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamitisolator, dan bahan gosok penghalus


Tambahan

Ordo pennales adalah dari ganggang heterokont dikenal sebagai diatom.Bentuk dinding sel (atau katup atau frustules) diatom pennate, yang memanjang dalam pandangan katup. Katupnyalinier atau oval, dan biasanyamembentuk  pola hias bilateral simetris. Pola ini terdiri dari serangkaian garis melintang (dikenal sebagai striae) yang dapat muncul sebagai baris dari titik-titik bila dilihat dengan mikroskop optik.Beberapa diatom pennate juga menunjukkan retakan sepanjang sumbu longitudinal. Hal            ini dikenal sebagai raphe, dan terlibat dalam gerakan meluncur yang dibuat oleh sel diatom.
Dalam hal siklus sel, sel vegetatif adalah diploid dan mengalami
mitosis selama pembelahan sel normal. Secara berkala, meiosis menghasilkan gamet haploid morfologis-identik (isogametes), yang berfusi     untuk menghasilkan zigot (kadang-kadang berinti) yang berkembang menjadi auxospore (dari yang ukuran penuh sel vegetatif diproduksi).



Klasifikasi
Regnum             : Plantae                                                
Divisi                 : Thallophyta
Kelas                  : Bacillariophyceae
Ordo                  : Pennales
Family                : Naviculaceae
Genus                : Navicula
Spesies                : Navicula lanceolata

Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSUc5SVmFH6FU3FuRqJy7RLdtEEVgP0HPmY9VkRrf2lhwyv_lr1XVhxknQ       Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTii4kkMjCtnAKZqQFKS8r3Y-rdDExVzuX4wEynNrR2ll3hd8CsVku-vzo

2.      Synedra sp.

Morfologi

Synedra sp. adalah salah satu spesies diatom (Bacillariophyta) dengan sekitar 100 spesies yang hidup di air tawar dan air laut terjadi. Para wakil dari alga uniseluler memanjang, berbentuk jarum dan bergerak. Sel ini dikelilingi oleh karakteristik diatom dari dua cangkang silika perpustakaan yang ada. Dalam pandangan sisi mereka muncul sempit persegi panjang, mengingat schiffchenförmig cangkir berbentuk atau jarum tipis. Sel-sel secara individual, tetapi juga dapat disatukan oleh jelly untuk berbentuk bintang kelompok. Sel-sel tidak melengkung atau bengkok. Inti terletak di pusat. Biasanya ada dua plastida memanjang oleh fucoxanthin berwarna cokelat keemasan dan terletak di sisi. Kedua kerang tidak memiliki raphe . Ukurannya adalah 10 sampai 500 mikron.

Habitat
Kebanyakan hidup di air tawar dan air laut.


Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi melalui divisi khas dari diatom. Reproduksi seksual terjadi dengan anisogamy, yang terbentuk per sel, dua gamet. Setelah hasil fusi sel dalam pembentukan beberapa saat auxospore untuk pembesaran sel.


Klasifikasi
Regnum             : Plantae
Divisio               : Thallophyta
Subdivisio          : Algae
Classis                : Bacillariophyceae
Ordo                  : Pennales
Familia               : fnigillariaceae
Genus                : Synedra
Spesies               : Synedra sp.

 


B.     Morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Conjugatae.


Dalam kelas Conjugatae dibagi dalam dua bangsa yaitu Desmidiales dan Zygnematales

*      Bangsa Desmidiales
Salah satu spesies dari bangsa Desmidiales yaitu Micrasterias furcata dan Desmidium sp.

1.      Micrasterias furcata

Morfologi
Bersel tunggal desmid . Micrasterias furcata berbentuk bulat, pipih. Micrasterias adalah uniseluler ganggang hijau dari Desmidiales. Micrasterias furcata berbentuk bulat, pipih dan umumnya dikenal sebagai ganggang hijau, ukurannya 0.35 mm eukariotik, uniseluler. Micrasterias bentuknya simetri bilateral. Struktur semi-sel ganda adalah unik untuk kelompok ganggang hijau yang dimiliki Micrasterias. Setiap sel semi mengandung kloroplas tunggal yang besar, untuk berfotosintesis. Kloroplas mengandung klorofil A dan B dan enzim yang diperlukan untuk fotosintesis. Gula dibuat untuk menyediakan energi bagi organisme atau, jika tidak digunakan, diambil oleh pyrenoids bulat kecil yang tertanam dalam kloroplas. Mereka mengubah gula ke pati untuk penyimpanan cadangan makanan.


Habitat
Micrasterias furcata adalah spesies air tawar, di oligotrophic, perairan dan rawa .
Perkembangbiakan
Micrasterias dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui mitosis. Ketika ini terjadi bahan genetik dari Micrasterias diduplikasi dan dua kecil semi-sel tumbuh antara semi-sel asli, secara bertahap ukurannya bertambah. Reproduksi seksual terjadi melalui proses yang disebut konjugasi dimana dua organisme bersama-sama dan  sel haploid membentuk zigot diploid. Zigot ini biasanya membentuk dinding pelindung tebal yang dapat memungkinkan organisme untuk tetap aktif selama berbulan-bulan untuk bertahan hidup musim dingin dan kekeringan panjang. Ketika kondisi baik melanjutkan, zygospore akan berkecambah, mengalami meiosis, dan memproduksi sel baru alga haploid.




Klasifikasi
Regnum           :  plantae
Divisi               :  Thallophyta
Kelas               :  Conjugatae
Ordo                :  Desmidiales
Famili              :  Desmidiaceae
Genus              :  Micrasterias
Spesies            :  Micrasterias furcata
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/47/Micrasterias_radiata.jpg/220px-Micrasterias_radiata.jpg


2.    Desmidium sp.

Morfologi
Filamen terdiri dari sel-sel berbentuk persegi panjang, dengan panjang sel 38-50 μm dan lebar 12-21 μm. Pada penampakan vertikal, sel berbentuk segitiga dengan lekukan sedang pada bagian tengahnya. Semi sel memiliki apeks rata, sinus dangkal dan tertutup.
Habitat
Perairan Tawar dan di Perairan Sedikit Asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa.

Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma). Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.


Klasifikasi
    Regnum          :Plantae
    Phylum  
         :Charophyta
    Class  
            :Charophyceae
    Orde   
           :desmidales
    Family   
         :Desmidiaceae
    Genus   
         :Desmidium
    Spesies   
        : Desmidium sp.


     


*      Bangsa Zygnematales
Salah satu spesies dari bangsa Zygnematales yaitu Spirogyra sp. dan Zygnema sp.


1.      Spirogyra sp.

Morfologi
Koloni Spirogyra berbentuk benang, panjang sel sampai beberapa kali lebarnya, dinding lateral sel terdiri dari tiga lapisan (lapisan terluar dari pektose dan 2 lapisan dalam dari selulose). Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan tebal, yaitu 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari tiga lapis : yang tengah lamella dari pektose, dan dua lapisan dari kiri dan kanan lamella tersusun dari selulose. Tiap sel Spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma epat di dalam dinding sel. Plastid ini memilikimemiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari panggkal hingga ke ujung sel.


Habitat
Di air tawar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada Spirogyra merupakan filamen tidak bercabang.

Perkembangbiakan
Spirogyra dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan fragmentase membentuk aplanospora, akined dan partenospora. Perkembangbiakan seksual secara konjugasi lateral dan konjugasi skalar.

Klasifikasi

Regnum             :  Plantae
Divisi                 :  Thallophyta
Kelas                  :  Conjugatae
Ordo                  :  Zygnematales
Kelas                  :  Zygnemataceae
Genus                :  Spirogyra
Spesies               :  Spirogyra sp.



2.      Zygnema sp.

Morfologi
Zygnema adalah sebuah keluarga berfilamen atau uniseluler , uniseriate (bercabang) ganggang hijau, filamen bercabang yang terdiri dari sel-sel silinder dalam selubung lendir. Setiap sel memiliki dua kloroplas stellata, masing-masing dengan pyrenoid pusat besar. Inti terletak dalam sitoplasma jembatan yang menghubungkan dua kloroplas. Sel-sel basal sesekali mengembangkan pertumbuhan rhizoidal untuk lampiran di perairan yang bergolak.


Habitat

Ditemukan hanya di air tawar atau sub-aerial habitat. Spesies biasanya ada sebagai tikar mengambang di air yang tergenang di selokan dan kolam, tetapi beberapa juga tumbuh di air yang bergerak, melampirkan diri untuk substrat dengan rhizoid-seperti proyeksi sel basal filamen. Spesies tikar naik ke permukaan di awal musim semi, tumbuh cepat melalui musim panas, menghilang pada akhir musim panas.


Perkembangbiakan

Zygnema memiliki perkembangbiakan yang sama dengan spirogyra yakni dapat bereproduksi baik secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan fragmentasi membentuk aplanosprora, akinet dan partenospora. Perkembangbiakan seksual secar konjugasi lateral dan konjungasi scalar. 



C.     Morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Charophyceae

Salah satu spesies dari kelas Charophyceae yaitu Chara coralline dan Chara globularis

1.      Chara corallina

Morfologi


Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Mereka menempel ke substrat pesisir melalui percabangan rhizoids bawah tanah. Terasa kasar saat disentuh karena garam kalsium diendapkan pada dinding sel. Proses metabolisme yang berhubungan dengan deposisi ini memberikan tanaman Chara berbau khas dan tidak menyenangkan dari hidrogen sulfida.


Perkembangbiakan

Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.


Habitat

Ditemukan di air tawar, terutama di daerah batu kapur. Mereka hidup di air yang sedikit beroksigen, keras dan tidak ditemukan di perairan di mana larva nyamuk yang hadir. Chara tumbuh terendam melekat pada bagian bawah lumpur. Mereka ditutupi dengan endapan kalsium karbonat.


Klasifikasi

Regnum              : Plantae
Divisi                   : Thallophyta
Class                    : Charophyceae
Ordo                    : Charales
Famili                  : Characeae
Genus                  : Chara
Spesies                 : Chara coralline











Description: F1.large.jpgChara Corallina. (a) Bagian tanaman, dengan sel daun (1), node (2), dan sel ruas (3). (b) Pembesaran sel ruas menampilkan zona spiral.


2.      Chara globularis

Morfologi
Tanaman gametofit. Ini Terdiri dari ruas dan node yang berbeda, cabang yang panjang pertumbuhannya tak terbatas dan cabang yang pendek pertumbuhannya terbatas, rhizoid (multiseluler dengan septa miring) dan stipulodes (strukturnya berbentuk jarum pada laterals sekunder.

Perkembangbiakan
Chara mereproduksi vegetatif dan seksual. reproduksi vegetatif membawa oleh umbi-umbian, bintang amilum dan protonema sekunder. tubuh buah ini untuk reproduksi seksual adalah sel darah atau antheridium (pria) dan kacang kecil emas archegonium (perempuan).



Habitat
Ditemukan di air tawar, terutama di daerah batu kapur sepanjang zona beriklim utara. mereka suka sedikit air beroksigen dan keras dan tidak ditemukan larva nyamuk di mana air yang hadir. chara tumbuh melekat pada bagian bawah lumpur dari kolam renang dan kolam air.

Klasifikasi
Regnum             : Plantae
Divisi                 : Thallophyta
Class                  : Charopyceae
Ordo                  : Charales
Famili                 : Characeae
Genus                : Chara
Spesies               : Chara globularis


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat di simpulkan bahwa :
1.      Morfologi ordo centrales yaitu Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 8-12 x 7-18 mikron. Sama seperti diatom pada umumnya. Menurut stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno (2002), diatom memiliki beberapa pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen chlorophyl memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis.
2.      Habitat ordo centrales meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah tropis dan subtropis. Diatom ini dapat hidup pada kisaran suhu yang tinggi, pada suhu air 400˚C fitoplankton ini masih dapat bertahan hidup namun tidak berkembang. Bereproduksi secara aseksual yakni dengan pembelahan sel dan reproduksi secara seksual ditandai dengan pembentukan aukspora, sehingga aukspora membentuk epiteka dan hipoteka baru, kemudian tumbuh menjadi sel yang ukuranya lebih besar.
3.      Morfologi ordo pennales yaitu ukuran mikroskopis berbentuk lonjong, berwarna kecoklatan atau keemasan, hidup sendiri maupun berkoloni. Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka.Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Diantara dua kotak dan tutup terdapat celah, dindingnya mengandung zat kersik (silica).
4.      Habitat ordo pennales dapat ditemui mengapung pada permukaan air laut yang terkena cahaya matahari pada pagi hari karena melakukan fotosintesis, hidup pada salinitas 32-35 o/oo dan suhu antara 27,25ºC hingga 29,75ºC. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin. Reproduksi aseksual terjadi melalui divisi khas dari diatom. Reproduksi seksual terjadi dengan anisogamy, yang terbentuk per sel, dua gamet. Setelah hasil fusi sel dalam pembentukan beberapa saat auxospore untuk pembesaran sel.
5.      Morfologi ordo Desmidiales Filamen terdiri dari sel-sel berbentuk persegi panjang, dengan panjang sel 38-50 μm dan lebar 12-21 μm. Pada penampakan vertikal, sel berbentuk segitiga dengan lekukan sedang pada bagian tengahnya. Semi sel memiliki apeks rata, sinus dangkal dan tertutup.
6.      Habitat ordo Desmidiales yaitu perairan tawar dan di perairan sedikit asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma). Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
7.      Morfologi ordo Zygnematales berbentuk benang, panjang sel sampai beberapa kali lebarnya, dinding lateral sel terdiri dari tiga lapisan (lapisan terluar dari pektose dan 2 lapisan dalam dari selulose). Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan tebal, yaitu 10-15 mikron.
8.      Habitat ordo Zygnematales Di air tawar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Bereproduksi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan fragmentase membentuk aplanospora, akined dan partenospora. Perkembangbiakan seksual secara konjugasi lateral dan konjugasi skalar.
9.      Morfologi kelas bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Mereka menempel ke substrat pesisir melalui percabangan rhizoids bawah tanah. Terasa kasar saat disentuh karena garam kalsium diendapkan pada dinding sel. Proses metabolisme yang berhubungan dengan deposisi ini memberikan tanaman Chara berbau khas dan tidak menyenangkan dari hidrogen sulfida.
10.  Habitat Ditemukan di air tawar, terutama di daerah batu kapur sepanjang zona beriklim utara. mereka suka sedikit air beroksigen dan keras dan tidak ditemukan larva nyamuk di mana air yang hadir. chara tumbuh melekat pada bagian bawah lumpur dari kolam renang dan kolam air. Reproduksinya yaitu di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel.



B.     Saran
Alga merupakan salah satu sumber keanekaragamana hayati dan mempunyai banyak manfaat bagi kelangsungan kehidupan. Salah satunya yaitu sebagai sumber pakan ikan serta sebagai obat. Untuk itu kita harus menjaga kelestarian laut.


















DAFTAR PUSTAKA


Imam Prasetyo, Triastono       1967. Beberapa Genus Alga Air Tawar Sistematika dan Deskripsi (Menurut Gilbert M. Smith). Malang: FMIPA IKIP MALANG
______. 2005. Botani Tumbuhan Bertalus Alga. Malang: FMIPA UM.
John Whitton, B.A. and Brook, A.J. 2002. Spirogyra (online) (http://images.google.com/spirogyra, diakses tanggal 8 April 2012).
Kinross, John. 2008. Desmids (online) (http//www.lifesciences.napier.ac.uk/algalweb/euastrum.htm, diakses tnggal 8 April 2012).
Silverside, Alan J. 2003. Oscillatoria Vaucher (online) (http://www-biol.paisley.ac.uk/bioref/Eubacteria/Oscillatoria.jpg, diakses tanggal8 April 2012)
Tjiptrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ulothrix. 2008. Ulothrix (online) (http://species.wikimedia.org/ulothrix, diakses tanggal 8 April 2012).
Wikipedia. 2007. Klebsormidium (online)  (http://species.wikimedia.org/w/index.php?title=Klebsormidium_flaccidumdiakses tanggal 8 April 2012).