BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Indonesia telah
dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Didalam lautan
terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan
air.Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga/
ganggang.Ganggang termasuk tumbuhan bertalus,
tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.Ganggang ada yang bersel satu dan
bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang hidup melayang-layang (neustonik)
dan ada yang di dasar air (bentik).Habitat di air tawar, air laut dan
daerah-daerah yang lembab, reproduksi dilakukan dapat dilakukan secara seksual
(konjugasi, anisogami, isogami) atau aseksual.
Kelas Diatomae (Ganggang kersik) adalah
ganggang atau alga renik yang termasuk dalam divisi thallophyta dan kelas diatomae atau bacillariophyta. Ganggang jenis ini memiliki dua
ordo, yakni centrales dan pennales. Keduanya dibedakan berdasarkan bentuk fisiknya. Diatomae dari ordo centrales
berbentuk silinder dan hidup di laut, sementara diatomae dari ordo pennales
berbentuk lonjong dan hidup di air tawar. Diatomae adalah
organisme bersel tunggal. Dinding
selnya mengandung pasir atau silikat (Si). Karena itu, ganggang ini juga dikenal sebagai ganggang
kersik. Susunan sel diatomae mirip sebuah
kotak bertutup yang berwarna cokelat pirang. Ganggang ini berkembang biak
dengan cara membelah diri. Sebuah sel induk yang membelah akan menghasilkan dua
sel anak. Satu sel anak mendapatkan tutup kotak, dan satu sel anak lainnya
mendapatkan dasar kotak. Setiap
sel baru yang berkembang dari bagian tutup kotak akan tumbuh besar menyerupai
ukuran induknya. Sementara
itu, sel baru yang mendapatkan dasar kotak akan tumbuh lebih kecil daripada sel
induknya. Pembelahan ini terus berlanjut hingga ukuran sel hasil pembelahan
semakin kecil. Jika sudah sampai pada batas terkecil, anak-anak sel tersebut
akan keluar dari cangkang sel. Isi sel tanpa cangkang ini akan membesar hingga
ukurannya sama dengan sel induk semula. Jika fase ini telah dilewati, anak-anak
sel tersebut akan membentuk cangkang yang baru. Isi sel yang keluar dari cangkangnya
ini dinamakan auksospora.
Kelas
Conjugatae (ganggang gandar )adalah
ganggang yang berwarna hijau, sel-selnya mempunyai satu inti dan dinding sel
dari selulosa. Conjugatae merupakan golongan ganggang dengan beraneka rupa
bentuk yang sebagian besar hidup di dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal ada yang merupakan koloni berbentuk benang
yang ridak melekat pada sesuatu alas. Conjugatae dibedakan dalam dua kelas
yaitu bangsa Desmidialesdan bangsa
Zygnematales. Pada bangsa Desmidiales,
bentuknya beraneka rupa dan juga dinamakan ganggang hias.Sel-selnya berbentuk
bulan sabit, atau ditengah-tengahnya berlekuk. Ditengah-tengah terdapat satu inti.Pembiakan terjadi secara
aseksual, sel membagi di tengah-tengahnya. Dan
seksual dengan kopulasi. Pada bangsa Zygnematales, sel-selnya membentuk
koloni berupa benang yang tidak bercabang. Reproduksi
seksual terjadi dalam suatu proses yang disebut konjugasi.
Kelas Charophyceae (ganggang karang)
hanya terdiri atas beberapa marga saja. Sel-selnya mempunyai dinding
selulosa,klorofil a dan b dan zat tepung sebagai hasil asimilasi. Dijumpai
rizoid berbentuk benang bercabang, untuk melekat pada substrat yang tidak keras
seperti pasir, lumpur, dahan-dahan yang lapuk.Reproduksi secara seksual dengan
oogami yang terletak pada oogonium.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
perlu dibuat makalah ini agar diketahui moerfologi, habitat dan
perkembangbiakan dari ordo masing-masing.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimanakah
morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies padakelas
Diatomeae ?
2. Bagaimanakah
morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas
Conjugatae ?
3. Bagaimanakah
morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas
Charophyceae ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies
pada kelas Diatomeae.
2. Untuk
mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies
pada kelas Conjugatae.
3. Untuk
mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies
pada kelas Charophyceae.
D. Manfaat
Mahasiswa
diharapkan mampu memahami morfologi, habitat, perkembangbiakan serta
klasifikasi dari spesies pada masing-masing kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi,
habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Diatomeae
Dalam kelas Diatomae dibagi dalam dua
bangsa, yaitu Centrales dan Pennales

Salah
satu spesies dalam ordo Centrales adalah Chaetoceros sp. Dan Skeletonema
costatum.
1.
Chaetoceros sp.
Morfologi
Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat
kecil yakni berkisar antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan
ukuran 8-12 x 7-18 mikron. Sama seperti diatom pada umumnya, Chaetoceros
sp. memiliki dinding sel yang dibentuk dari silica. Bahwa pada setiap sel Chaetoceros sp. dipenuhi oleh
cytoplasma. Menurut stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno
(2002), diatom memiliki beberapa pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c,
karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen chlorophyl
memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis sedangkan adanya
pigmen karoten dan diatomin menyebabkan dinding sel dari Chaetoceros sp.
berwarna cokelat keemasan. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) bahwa
Chaetoceros sp. merupakan diatom yang bersifat eurythermal dan euryhaline.
Habitat
Daerah penyebarannya meliputi muara sungai, pantai dan laut pada
daerah tropis dan subtropis. Diatom ini dapat hidup pada kisaran suhu yang
tinggi, pada suhu air 400˚C fitoplankton ini masih dapat bertahan hidup namun
tidak berkembang. Pertumbuhan optimumnya memerlukan suhu pada
kisaran antara 25 - 300C.salinitas optimal untuk pertumbuhan optimal dari Chaetoceros sp. adalah 17 - 25 ‰.
Selanjutnya dikemukakan bahwa seperti halnya fitoplankton pada umumnya,
pertumbuhan dari Chaetoceros sp. ini
juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang optimum untuk
pertumbuhannya ialah berkisar antara 500 – 10.000 lux, dan pertumbuhannya akan
menurun jika intensitas cahaya melebihi 10.000 lux.
Reproduksi
Chaetoceros sp. bereproduksi secara aseksual yakni dengan pembelahan sel dan seksual dengan pembentukan auxospora. Silikat memiliki peranan penting dalam proses reproduksi fitoplankton ini sebagai bahan pembentuk cangkang. Pembelahan sel pada diatom ini sama seperti pembelahan sel diatom pada umumnya, dimana satu sel induk yang membelah akan menghasilkan dua sel anak. Satu sel anak mendapatkan tutup kotak (epiteka) akan berkembang menyerupai ukuran sel induknya, sedangkan sel anak yang mendapatkan dasar kotak (hipoteka) akan tumbuh lebih kecil dari sel induk. Pembelahan sel ini akan terus berlanjut sampai ukuran sel semakin kecil.
Pembelahan sel Chaetoceros sp. yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan ukuran sel menjadi semakin kecil, dan sampai batas ukuran tertentu, pembelahan sel ini akan berhenti sebentar dan berganti menjadi reproduksi secara seksual melalui pembentukan auxospora dimana isi sel (sel anak) akan keluar dari cangkang dan akan tumbuh membesar hingga ukurannya sama dengan ukuran sel induk semula dan kemudian sel ini akan melakukan reproduksi secara aseksual kembali yakni melalui pembelahan sel.
Chaetoceros sp. bereproduksi secara aseksual yakni dengan pembelahan sel dan seksual dengan pembentukan auxospora. Silikat memiliki peranan penting dalam proses reproduksi fitoplankton ini sebagai bahan pembentuk cangkang. Pembelahan sel pada diatom ini sama seperti pembelahan sel diatom pada umumnya, dimana satu sel induk yang membelah akan menghasilkan dua sel anak. Satu sel anak mendapatkan tutup kotak (epiteka) akan berkembang menyerupai ukuran sel induknya, sedangkan sel anak yang mendapatkan dasar kotak (hipoteka) akan tumbuh lebih kecil dari sel induk. Pembelahan sel ini akan terus berlanjut sampai ukuran sel semakin kecil.
Pembelahan sel Chaetoceros sp. yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan ukuran sel menjadi semakin kecil, dan sampai batas ukuran tertentu, pembelahan sel ini akan berhenti sebentar dan berganti menjadi reproduksi secara seksual melalui pembentukan auxospora dimana isi sel (sel anak) akan keluar dari cangkang dan akan tumbuh membesar hingga ukurannya sama dengan ukuran sel induk semula dan kemudian sel ini akan melakukan reproduksi secara aseksual kembali yakni melalui pembelahan sel.
Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor
yang berasal dari individu itu sendiri maupun berasal dari faktor luar atau
faktor lingkungan.Faktor dalam umumnya adalah yang sulit dikontrol seperti
keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit, sedangkan faktor luar meliputi
makanan dan lingkungan perairan.
Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Thallophyta
Classis : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Sub ordo : Biddulphiinae
Family : Chaetoceraceae
Genus : Chaetoceros
Species : Chaetoceros
sp.


2. Skeletonema
costatum.
Morfologi
Skeletonema costatum merupakan
fitoplankton dari jenis diatomae yang bersel tunggal dan ukuran sel berkisar
antara 4-15 µm. Sel diatomae memiliki ciri khas yaitu dinding selnya terdiri
dari dua bagian seperti cawan petri. Dinding
sel atas yang disebut epitekal saling menutupi dinding sel
bagian bawah yang disebut hipoteka pada masing-masing
tepinya. Pada setiap sel dipenuhi oleh sitoplasma. Dinding sel Skeletonema
costatum memiliki frustula yang dapat menghasilkan
skeletal eksternal yang berbentuk silindris (cembung) dan mempunyai duri-duri
yang berfungsi sebagai penghubung pada frustula yang satu dengan yang lain
sehingga membentuk filament.
Dinding
sel Skeletonema costatummengandung pigmen yang terdiri dari klorofil-a, ß-karoten dan fukosantin. Pigmen yang dominan adalah karotenoid dan diatomin.Adanya
pigmen karoten menyebabkan dinding sel berwarna coklat keemasan.
Habitat
Skeletonema costatum banyak
terdapat di daerah tropis dan subtropis, terdapat mulai dari pantai sampai
lautan sebagai meroplankton dan benthos. Skeletonema costatum yang
berada di pantai memiliki panjang rata-rata 9,7 µm dengan diameter rata-rata
5,8 µm.
Skeletonema costatum merupakan
diatom yang bersifat eurythermal yaitu mampu tumbuh pada
kisaran suhu 3-30oC dan suhu optimal adalah 25-27 oC
serta bersifat euryhalin yaitu mampu tumbuh pada kisaran
salinitas yang luas yaitu 15-34 ppt dan salinitas yang paling baik untuk
pertumbuhan adalah 20-30 ppt. Selain itu juga, Skeletonema costatum hidup di air laut (alam) yang mempunyai
intensitas cahaya 500 – 12000 lux. Jika intensitas cahaya kurang dari 500 lux, Skeletonemacostatumtidak tumbuh.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan Skeletonema costatum terjadi
secara aseksual dilakukan dengan cara pembelahan sel secara berulang-ulang,
sehingga ukuran sel menjadi lebih kecil. Apabila ukuran selnya sudah di bawah 7
µm, maka reproduksinya tidak lagi secara aseksual, tetapi dengan cara seksual. Reproduksi secara seksual ditandai
dengan pembentukan aukspora, sehingga aukspora membentuk epiteka dan hipoteka
baru, kemudian tumbuh menjadi sel yang ukuranya lebih besar.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Subordo :
Coscinodiscineae
Famili : Coscinodiscaceae
Genus : Skeletonema
Spesies : Skeletonema costatum



Salah
satu spesies dari bangsa pennales yaitu Navicula lanceolata dan
Synedra sp.
1. Navicula lanceolata
Morfologi
Ukuran
mikroskopis berbentuk lonjong, berwarna kecoklatan atau keemasan, hidup sendiri
maupun berkoloni. Talus bersel satu.Struktur talus terdiri dari dua
bagian, yaitu wadah disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka.Epiteka
berukuran lebih besar daripada hipoteka.Diantara dua kotak dan tutup terdapat
celah, dindingnya mengandung zat kersik (silica).
Habitat
Fitoplankton jenis ini dapat ditemui mengapung pada permukaan air
laut yang terkena cahaya matahari pada pagi hari karena melakukan fotosintesis,
hidup pada salinitas 32-35 o/oo dan suhu antara 27,25ºC hingga 29,75ºC.
Memiliki iklim yang sedang sampai dingin.
Pemanfaatan
Navicula lanceolata merupakan fitoplankton laut yang dikenal
dengan grass of the sea. Ganggang yang mengandung zat kersik ini bila mati,
dinding selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat
kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok
penghalus
Tambahan
Ordo pennales adalah
dari ganggang heterokont dikenal
sebagai diatom.Bentuk dinding sel (atau katup atau frustules) diatom pennate,
yang memanjang dalam
pandangan katup. Katupnyalinier atau oval, dan biasanyamembentuk
pola hias bilateral simetris. Pola ini terdiri
dari serangkaian garis melintang (dikenal
sebagai striae) yang dapat muncul sebagai baris dari titik-titik bila
dilihat dengan
mikroskop optik.Beberapa diatom pennate juga
menunjukkan retakan sepanjang sumbu longitudinal. Hal ini dikenal sebagai raphe,
dan terlibat dalam gerakan meluncur yang dibuat oleh
sel diatom.
Dalam hal siklus sel, sel vegetatif adalah diploid
dan mengalami
mitosis selama
pembelahan sel normal. Secara
berkala, meiosis menghasilkan gamet haploid morfologis-identik (isogametes),
yang berfusi untuk menghasilkan zigot (kadang-kadang berinti)
yang berkembang menjadi auxospore (dari yang ukuran
penuh sel vegetatif diproduksi).
Klasifikasi
Regnum :
Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Naviculaceae
Genus : Navicula
Spesies : Navicula lanceolata


2.
Synedra sp.
Morfologi
Synedra sp. adalah salah satu spesies diatom (Bacillariophyta)
dengan sekitar 100 spesies yang hidup di air tawar dan air laut terjadi. Para wakil dari alga uniseluler memanjang,
berbentuk jarum dan bergerak. Sel ini dikelilingi oleh karakteristik diatom
dari dua cangkang silika perpustakaan yang ada. Dalam pandangan sisi mereka
muncul sempit persegi panjang, mengingat schiffchenförmig cangkir berbentuk
atau jarum tipis. Sel-sel secara individual, tetapi juga dapat disatukan oleh
jelly untuk berbentuk bintang kelompok. Sel-sel tidak melengkung atau bengkok.
Inti terletak di pusat. Biasanya ada dua plastida memanjang oleh fucoxanthin berwarna cokelat keemasan dan terletak di sisi. Kedua
kerang tidak memiliki raphe . Ukurannya adalah 10 sampai 500 mikron.
Habitat
Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi
melalui divisi khas dari diatom. Reproduksi seksual terjadi dengan anisogamy,
yang terbentuk per sel, dua gamet. Setelah hasil fusi sel dalam pembentukan
beberapa saat auxospore untuk pembesaran sel.
Klasifikasi
Regnum :
Plantae
Divisio : Thallophyta
Subdivisio : Algae
Ordo : Pennales
Familia : fnigillariaceae
Genus : Synedra
Spesies :
Synedra sp.


B.
Morfologi,
habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Conjugatae.
Dalam kelas Conjugatae dibagi dalam dua bangsa yaitu Desmidiales dan Zygnematales

Salah satu spesies dari bangsa Desmidiales yaitu Micrasterias furcata dan Desmidium sp.
1. Micrasterias
furcata
Morfologi
Bersel tunggal desmid . Micrasterias furcata
berbentuk bulat, pipih. Micrasterias
adalah uniseluler
ganggang hijau
dari Desmidiales. Micrasterias
furcata berbentuk
bulat, pipih dan umumnya dikenal sebagai ganggang hijau, ukurannya 0.35 mm
eukariotik, uniseluler. Micrasterias
bentuknya simetri bilateral. Struktur semi-sel ganda adalah unik
untuk kelompok ganggang hijau yang dimiliki
Micrasterias. Setiap sel semi mengandung kloroplas
tunggal yang besar, untuk berfotosintesis.
Kloroplas mengandung klorofil A dan B dan enzim yang diperlukan untuk
fotosintesis. Gula dibuat untuk menyediakan energi bagi organisme atau, jika
tidak digunakan, diambil oleh pyrenoids bulat kecil yang tertanam dalam
kloroplas. Mereka mengubah gula ke pati untuk penyimpanan cadangan makanan.
Habitat
Micrasterias furcata adalah spesies air tawar, di
oligotrophic, perairan dan rawa .
Perkembangbiakan
Micrasterias
dapat berkembangbiak secara
aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui mitosis. Ketika ini
terjadi bahan genetik dari Micrasterias diduplikasi
dan dua kecil semi-sel tumbuh antara semi-sel asli, secara bertahap ukurannya bertambah. Reproduksi
seksual terjadi melalui proses yang disebut konjugasi dimana dua organisme
bersama-sama dan sel haploid membentuk
zigot diploid. Zigot ini biasanya membentuk dinding pelindung tebal yang dapat
memungkinkan organisme untuk tetap aktif selama berbulan-bulan untuk bertahan
hidup musim dingin dan kekeringan panjang. Ketika kondisi baik melanjutkan,
zygospore akan berkecambah, mengalami meiosis, dan memproduksi sel baru alga
haploid.
Klasifikasi
Regnum : plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Conjugatae
Ordo : Desmidiales
Famili : Desmidiaceae
Genus : Micrasterias
Spesies : Micrasterias
furcata
2.
Desmidium
sp.
Morfologi
Filamen
terdiri dari sel-sel berbentuk persegi panjang, dengan panjang sel 38-50 μm dan
lebar 12-21 μm. Pada penampakan vertikal, sel berbentuk segitiga dengan lekukan
sedang pada bagian tengahnya.
Semi sel memiliki apeks rata, sinus dangkal dan tertutup.
Habitat
Perairan Tawar dan di Perairan Sedikit Asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa.
Perairan Tawar dan di Perairan Sedikit Asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa.
Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora,
yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk
seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola
kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma). Reproduksi seksual berlangsung
dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat
gerak.
Klasifikasi
Regnum :Plantae
Phylum :Charophyta
Class :Charophyceae
Orde :desmidales
Family :Desmidiaceae
Genus :Desmidium
Spesies : Desmidium sp.
Phylum :Charophyta
Class :Charophyceae
Orde :desmidales
Family :Desmidiaceae
Genus :Desmidium
Spesies : Desmidium sp.



Salah satu spesies dari bangsa Zygnematales yaitu Spirogyra sp. dan Zygnema sp.
1.
Spirogyra sp.
Morfologi
Koloni Spirogyra berbentuk benang, panjang
sel sampai beberapa kali lebarnya, dinding lateral sel terdiri dari tiga
lapisan (lapisan terluar dari pektose
dan 2 lapisan dalam dari selulose). Pada beberapa spesies, lapisan pektose
tipis, tapi kebanyakan tebal, yaitu 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun
dari tiga lapis : yang tengah lamella dari pektose, dan dua lapisan dari kiri
dan kanan lamella tersusun dari selulose. Tiap sel Spirogyra mengandung sebutir
kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma epat di
dalam dinding sel. Plastid ini memilikimemiliki bentuk menyerupai pita,
berpilin dari panggkal hingga ke ujung sel.
Habitat
Di air tawar,
biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada Spirogyra
merupakan filamen tidak bercabang.
Perkembangbiakan
Spirogyra dapat
bereproduksi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dengan fragmentase membentuk aplanospora, akined dan partenospora.
Perkembangbiakan seksual secara konjugasi lateral dan konjugasi skalar.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Conjugatae
Ordo : Zygnematales
Kelas : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra
sp.

2.
Zygnema sp.
Morfologi
Zygnema adalah sebuah keluarga berfilamen atau uniseluler , uniseriate (bercabang) ganggang hijau, filamen bercabang yang terdiri dari
sel-sel silinder dalam selubung lendir. Setiap sel memiliki dua kloroplas
stellata, masing-masing dengan pyrenoid pusat besar. Inti terletak dalam
sitoplasma jembatan yang menghubungkan dua kloroplas. Sel-sel basal sesekali
mengembangkan pertumbuhan rhizoidal untuk lampiran di perairan yang bergolak.
Habitat
Ditemukan hanya di air tawar atau sub-aerial habitat. Spesies biasanya ada
sebagai tikar mengambang di air yang tergenang di selokan dan kolam, tetapi
beberapa juga tumbuh di air yang bergerak, melampirkan diri untuk substrat
dengan rhizoid-seperti proyeksi sel basal filamen. Spesies tikar naik ke
permukaan di awal musim semi, tumbuh cepat melalui musim panas, menghilang pada
akhir musim panas.
Perkembangbiakan
Zygnema memiliki perkembangbiakan
yang sama dengan spirogyra yakni dapat bereproduksi baik secara aseksual dan
seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan fragmentasi membentuk aplanosprora,
akinet dan partenospora. Perkembangbiakan seksual secar konjugasi lateral dan
konjungasi scalar.
C.
Morfologi,
habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas Charophyceae
Salah satu spesies dari kelas Charophyceae yaitu Chara coralline dan Chara globularis
1.
Chara corallina
Morfologi
Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang,
beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula
dan globula. Mereka menempel ke substrat pesisir melalui percabangan
rhizoids bawah tanah. Terasa kasar saat disentuh karena garam kalsium
diendapkan pada dinding sel. Proses metabolisme yang berhubungan dengan
deposisi ini memberikan tanaman Chara berbau khas dan tidak menyenangkan dari
hidrogen sulfida.
Perkembangbiakan
Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan
ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid.
Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel.
Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.
Habitat
Ditemukan di air
tawar, terutama di daerah batu kapur. Mereka hidup
di air yang sedikit beroksigen, keras dan tidak ditemukan di perairan di mana larva
nyamuk yang hadir. Chara tumbuh terendam melekat pada bagian bawah lumpur. Mereka ditutupi
dengan endapan kalsium karbonat.
Klasifikasi
Regnum :
Plantae
Divisi :
Thallophyta
Class :
Charophyceae
Ordo :
Charales
Famili :
Characeae
Genus :
Chara
Spesies :
Chara coralline

2.
Chara globularis
Morfologi
Tanaman gametofit. Ini Terdiri dari ruas
dan node yang berbeda, cabang yang panjang pertumbuhannya tak
terbatas dan cabang yang pendek pertumbuhannya terbatas, rhizoid
(multiseluler dengan septa miring) dan stipulodes (strukturnya berbentuk jarum pada laterals sekunder.
Perkembangbiakan
Chara
mereproduksi vegetatif dan seksual. reproduksi vegetatif membawa oleh
umbi-umbian, bintang amilum dan protonema sekunder. tubuh buah ini untuk
reproduksi seksual adalah sel darah atau antheridium (pria) dan kacang kecil
emas archegonium (perempuan).
Habitat
Ditemukan di air
tawar, terutama di daerah batu kapur sepanjang zona beriklim utara. mereka suka
sedikit air beroksigen dan keras dan tidak ditemukan larva nyamuk di mana air
yang hadir. chara tumbuh melekat pada bagian bawah lumpur dari kolam renang dan
kolam air.
Klasifikasi
Regnum :
Plantae
Divisi :
Thallophyta
Class :
Charopyceae
Ordo :
Charales
Famili : Characeae
Genus : Chara
Spesies :
Chara globularis

BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat di simpulkan
bahwa :
1. Morfologi ordo centrales yaitu Memiliki bentuk tubuh
bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar antara 4 – 6 mikron,
ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 8-12 x 7-18 mikron. Sama seperti diatom
pada umumnya. Menurut stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno
(2002), diatom memiliki beberapa pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c,
karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen chlorophyl
memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis.
2. Habitat
ordo centrales
meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah tropis dan subtropis. Diatom ini dapat hidup
pada kisaran suhu yang tinggi, pada suhu air 400˚C fitoplankton ini masih dapat
bertahan hidup namun tidak berkembang. Bereproduksi secara
aseksual yakni dengan pembelahan sel dan reproduksi
secara seksual ditandai dengan pembentukan aukspora, sehingga aukspora
membentuk epiteka dan hipoteka baru, kemudian tumbuh menjadi sel yang ukuranya
lebih besar.
3. Morfologi
ordo pennales yaitu ukuran mikroskopis berbentuk lonjong, berwarna
kecoklatan atau keemasan, hidup sendiri maupun berkoloni. Talus bersel
satu. Struktur talus terdiri
dari dua bagian, yaitu wadah disebut hipoteka dan tutupnya disebut
epiteka.Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Diantara dua kotak dan
tutup terdapat celah, dindingnya mengandung zat kersik (silica).
4. Habitat
ordo pennales dapat
ditemui mengapung pada permukaan air laut yang terkena cahaya matahari pada
pagi hari karena melakukan fotosintesis, hidup pada salinitas 32-35 o/oo dan
suhu antara 27,25ºC hingga 29,75ºC. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin. Reproduksi aseksual
terjadi melalui divisi khas dari diatom. Reproduksi seksual terjadi dengan
anisogamy, yang terbentuk per sel, dua gamet. Setelah hasil fusi sel dalam
pembentukan beberapa saat auxospore untuk pembesaran sel.
5. Morfologi
ordo Desmidiales Filamen terdiri dari sel-sel berbentuk
persegi panjang, dengan panjang sel 38-50 μm dan lebar 12-21 μm. Pada
penampakan vertikal, sel berbentuk segitiga dengan lekukan sedang pada bagian
tengahnya.
Semi sel memiliki apeks rata, sinus dangkal dan tertutup.
6.
Habitat
ordo Desmidiales yaitu perairan tawar dan di perairan
sedikit asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa. Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat.
Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk,
vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma). Reproduksi seksual berlangsung dengan
konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
7. Morfologi ordo Zygnematales berbentuk benang, panjang sel
sampai beberapa kali lebarnya, dinding lateral sel terdiri dari tiga lapisan
(lapisan terluar dari pektose dan 2
lapisan dalam dari selulose). Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis,
tapi kebanyakan tebal, yaitu 10-15 mikron.
8.
Habitat
ordo Zygnematales Di air tawar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit).
Bereproduksi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dengan fragmentase membentuk aplanospora, akined dan partenospora.
Perkembangbiakan seksual secara konjugasi lateral dan konjugasi skalar.
9.
Morfologi
kelas bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, beruas-ruas dan
bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula.
Mereka menempel ke substrat pesisir
melalui percabangan rhizoids bawah tanah. Terasa kasar saat disentuh karena
garam kalsium diendapkan pada dinding sel. Proses metabolisme yang berhubungan
dengan deposisi ini memberikan tanaman Chara berbau khas dan tidak menyenangkan
dari hidrogen sulfida.
10. Habitat Ditemukan di air tawar, terutama di daerah batu kapur
sepanjang zona beriklim utara. mereka suka sedikit air beroksigen dan keras dan
tidak ditemukan larva nyamuk di mana air yang hadir. chara tumbuh melekat pada
bagian bawah lumpur dari kolam renang dan kolam air. Reproduksinya yaitu di dalam
nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat
anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan
menghasilkan zigospora yang berdinding sel.
B.
Saran
Alga merupakan salah satu sumber keanekaragamana hayati
dan mempunyai banyak manfaat bagi kelangsungan kehidupan. Salah satunya yaitu
sebagai sumber pakan ikan serta sebagai obat. Untuk itu kita harus menjaga
kelestarian laut.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Prasetyo,
Triastono 1967. Beberapa Genus Alga Air
Tawar Sistematika dan Deskripsi (Menurut Gilbert M. Smith). Malang: FMIPA
IKIP MALANG
______. 2005. Botani Tumbuhan Bertalus Alga.
Malang: FMIPA UM.
John Whitton,
B.A. and Brook, A.J. 2002. Spirogyra (online) (http://images.google.com/spirogyra,
diakses tanggal 8 April 2012).
Kinross, John.
2008. Desmids (online)
(http//www.lifesciences.napier.ac.uk/algalweb/euastrum.htm, diakses tnggal 8 April 2012).
Silverside,
Alan J. 2003. Oscillatoria Vaucher (online) (http://www-biol.paisley.ac.uk/bioref/Eubacteria/Oscillatoria.jpg,
diakses tanggal8 April 2012)
Tjiptrosoepomo,
Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Ulothrix.
2008. Ulothrix (online) (http://species.wikimedia.org/ulothrix,
diakses tanggal 8 April 2012).
Wikipedia.
2007. Klebsormidium (online) (http://species.wikimedia.org/w/index.php?title=Klebsormidium_flaccidumdiakses
tanggal 8 April 2012).